Rabu, 01 November 2017

Sadar Tak Sadar di Penghujung Bulan

"Sadar Tak Sadar di Penghujung Bulan"



Sadar tak sadar,  inilah diriku. Sadar tak sadar, inilah akhir penghujung bulanku.  Namun,…sadar tak sadar akupun salah.  Ini bukan lah penghujung bulanku.  Ini adalah awal bulan lain. Yahhh… terdiam kudibuatnya, kufikir ini masih bulanku.

Ya... bulan dimana aku dilahirkan oleh ibuku. Bulan dimana aku seolah menjadi putri sebulan. Bulan dimana seolah selalu diselimuti mawar melati yang harum semerbak mewangi. Bulan dimana aku diselimuti kebahagian terus dan terus tanpa henti bagai air yang terus mengalir.
Ya…mungkin aku terlalu terlena oleh semua itu, aku terlena dibuatnya seolah putri penyihir yang tak akan dirundung pilu. Aku terlena oleh air yang terus mengalir itu. Aku terlena dengan wewangian mawar melati itu. Aku sangat terlenaaa….
Ya, terlena sangat terlena. Dan mungkin itu alasanku belum bisa beranjak pergi dari bulanku ini, merasa seolah tak akan pernah habis hari hari dibulanku itu.
Sadar tak sadar, sudah bertahun kulalui bulanku tanpamu wahai merpati putih.
Meski memang kau nampak dalam tatapku, suaramu nyata dalam pendengaranku, belaianmu nyata dalam sentuhku. 

Namun sayang, sayang beribu sayang, meski kau dekat namun kau nampak jauh.
Jauh dariku bahkan sangat jauh dari sisiku, tak disisi ku lagi seperti layaknya dulu.
Yaa.. duluuu, dulu saat kita masih bersama
dulu saat kita masih sering bercengkrama hangat, mengumbar tawa bahagia
mendekap dinginnya malam hingga akhirnya bisa hangat karna kicauan mu
Yaa.. itulah duluu, dulu yang bukan sekarang
Dulu yang memang tak bisa kembali
Dulu yang sangat manis, dulu yang sangat hangat
hingga secangkir kopi pun dapat manis dirasaku, hingga dinginnya hujan dapat hangat kurasa
 
Yaa.. itulah duluu, dulu yang bukan sekarang
Sering aku termenung diam dalam gerakku, mengkhayal indah hangat bersamamu kembali,
namun aku sadar, ini penghujung bulanku. namun aku sadar ini bukan lagi masaku,
Sering aku meronta marah pada ilahi, mengguyur wajah dengan air asin yang keluar dari bola mata ini
namun aku sadar, ini penghujung bulanku, namun aku sadar betapa aku ini lemah dimasa ini
Masa, masa dimana aku terjatuh karnamu, masa dimana aku hampa tanpamu, masa dimana aku hampa jauh darimu


Namun, Sang Ilahi datang mengobati rasa piluku, rasa sakitku, rasa hampaku
Masa, masa dimana aku bangun karna Ilahi, masa dimana aku tegar karna Ilahi, masa dimana aku kuat dekat dengan Ilahi

Yaa… aku baru sadar bulanku berlalu, yaa aku baru sadar penghujung bulanku membuatku manis akhirnya
Yaa… aku baru sadar pelangi pun datang  menjemputku, membawa cahaya warna harapan baru
Yaa… kini kusadari semua nampak jauh lebih indah, Nampak jauh lebih hangat, Nampak jauh lebih merindu

Yaa… aku baru sadar semakin cepat kita mengikhlaskan sesuatu yang lama, semakin cepat juga menemukan sesuatu yang baru
Yaa… kini kusadari Ilahi sangatlah pemurah, sangatlah pengasih, sangatlah senantiasa kuasa diatas segalanNya
Yaa… aku baru sadar, dulu  Ilahi marah padaku, Ilahi menguji jiwa dan raga ini sehingga Ilahi ambil secarik kebahagiaan itu


Namun kini aku sadar, sang Ilahi selalu memberikan sesuatu dengan baik, sesuai pada tempatnya, sesuai pada waktunya, sesuai dengan kemampuan koridor kita sebagai umatNya
Sebagai umat yang tak tahu malu, sebagai umat yang hanya ingin manis, tanpa ingin merasakan rasa asin pahit cuka garam kehidupan.


-Nursa'v3-
Share:

0 komentar:

Posting Komentar