"Sadar Tak Sadar di Penghujung Bulan"
Sadar tak sadar,
inilah diriku. Sadar tak sadar, inilah akhir penghujung bulanku. Namun,…sadar tak sadar akupun salah. Ini bukan lah penghujung bulanku. Ini adalah awal bulan lain. Yahhh… terdiam
kudibuatnya, kufikir ini masih bulanku.
Ya... bulan dimana aku dilahirkan oleh ibuku. Bulan dimana aku seolah menjadi putri sebulan. Bulan dimana seolah selalu diselimuti mawar melati yang harum semerbak mewangi. Bulan dimana aku diselimuti kebahagian terus dan terus tanpa henti bagai air yang terus mengalir.
Ya... bulan dimana aku dilahirkan oleh ibuku. Bulan dimana aku seolah menjadi putri sebulan. Bulan dimana seolah selalu diselimuti mawar melati yang harum semerbak mewangi. Bulan dimana aku diselimuti kebahagian terus dan terus tanpa henti bagai air yang terus mengalir.
Ya…mungkin aku terlalu terlena oleh semua itu, aku terlena
dibuatnya seolah putri penyihir yang tak akan dirundung pilu. Aku terlena oleh
air yang terus mengalir itu. Aku terlena dengan wewangian mawar melati itu. Aku
sangat terlenaaa….
Ya, terlena sangat terlena. Dan mungkin itu alasanku belum bisa beranjak pergi dari bulanku ini, merasa seolah tak akan pernah habis hari hari dibulanku itu.
Ya, terlena sangat terlena. Dan mungkin itu alasanku belum bisa beranjak pergi dari bulanku ini, merasa seolah tak akan pernah habis hari hari dibulanku itu.
Sadar tak sadar, sudah bertahun kulalui bulanku tanpamu wahai
merpati putih.
Meski memang kau nampak dalam tatapku, suaramu nyata dalam pendengaranku, belaianmu nyata dalam sentuhku.
Namun sayang, sayang beribu sayang, meski kau dekat namun kau nampak jauh.
Jauh dariku bahkan sangat jauh dari sisiku, tak disisi ku lagi seperti layaknya dulu.
Meski memang kau nampak dalam tatapku, suaramu nyata dalam pendengaranku, belaianmu nyata dalam sentuhku.
Namun sayang, sayang beribu sayang, meski kau dekat namun kau nampak jauh.
Jauh dariku bahkan sangat jauh dari sisiku, tak disisi ku lagi seperti layaknya dulu.
Yaa.. duluuu, dulu saat kita masih bersama
dulu saat kita masih sering bercengkrama hangat, mengumbar tawa bahagia
mendekap dinginnya malam hingga akhirnya bisa hangat karna kicauan mu
Yaa.. itulah duluu, dulu yang bukan sekarang
Dulu yang memang tak bisa kembali
Dulu yang sangat manis, dulu yang sangat hangat
hingga secangkir kopi pun dapat manis dirasaku, hingga dinginnya hujan dapat hangat kurasa
Yaa.. itulah duluu, dulu yang bukan sekarang
dulu saat kita masih sering bercengkrama hangat, mengumbar tawa bahagia
mendekap dinginnya malam hingga akhirnya bisa hangat karna kicauan mu
Yaa.. itulah duluu, dulu yang bukan sekarang
Dulu yang memang tak bisa kembali
Dulu yang sangat manis, dulu yang sangat hangat
hingga secangkir kopi pun dapat manis dirasaku, hingga dinginnya hujan dapat hangat kurasa
Yaa.. itulah duluu, dulu yang bukan sekarang
Sering aku termenung diam dalam gerakku, mengkhayal indah
hangat bersamamu kembali,
namun aku sadar, ini penghujung bulanku. namun aku sadar ini bukan lagi masaku,
Sering aku meronta marah pada ilahi, mengguyur wajah dengan air asin yang keluar dari bola mata ini
namun aku sadar, ini penghujung bulanku, namun aku sadar betapa aku ini lemah dimasa ini
namun aku sadar, ini penghujung bulanku. namun aku sadar ini bukan lagi masaku,
Sering aku meronta marah pada ilahi, mengguyur wajah dengan air asin yang keluar dari bola mata ini
namun aku sadar, ini penghujung bulanku, namun aku sadar betapa aku ini lemah dimasa ini
Masa, masa dimana aku terjatuh karnamu, masa dimana aku
hampa tanpamu, masa dimana aku hampa jauh darimu
Namun, Sang Ilahi datang mengobati rasa piluku, rasa sakitku, rasa hampaku
Masa, masa dimana aku bangun karna Ilahi, masa dimana aku tegar karna Ilahi,
masa dimana aku kuat dekat dengan Ilahi
Yaa… aku baru sadar bulanku berlalu, yaa aku baru sadar
penghujung bulanku membuatku manis akhirnya
Yaa… aku baru sadar pelangi pun datang menjemputku,
membawa cahaya warna harapan baru
Yaa… kini kusadari semua nampak jauh lebih indah, Nampak jauh lebih hangat, Nampak
jauh lebih merindu
Yaa… aku baru sadar semakin cepat kita mengikhlaskan sesuatu yang lama, semakin
cepat juga menemukan sesuatu yang baru
Yaa… kini kusadari Ilahi sangatlah pemurah, sangatlah pengasih, sangatlah
senantiasa kuasa diatas segalanNya
Yaa… aku baru sadar, dulu Ilahi marah
padaku, Ilahi menguji jiwa dan raga ini sehingga Ilahi ambil secarik
kebahagiaan itu
Namun kini aku sadar, sang Ilahi selalu memberikan sesuatu dengan baik, sesuai
pada tempatnya, sesuai pada waktunya, sesuai dengan kemampuan koridor kita
sebagai umatNya
Sebagai umat yang tak tahu malu, sebagai umat yang hanya ingin manis, tanpa ingin
merasakan rasa asin pahit cuka garam kehidupan.
-Nursa'v3-
0 komentar:
Posting Komentar